Presiden Terburuk - Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis, Uchok Sky Khadafi mengatakan Presiden Joko Widod Jokowi adalah presiden terburuk dalam sejarah Indonesia. Jokowi menurutnya, telah gagal melaksanakan tugasnya sebagai presiden karena semua yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta itu justru membuat kondisi tambah kacau dan berantakan.
Presiden Terburuk

“Jokowi jelas bisa dicatat sebagai presiden paling buruk yang pernah dimiliki Indonesia sejak merdeka tahun 1945. Bukan hanya tidak bisa mencatatkan prestasi, tapi semua yang telah dicapai oleh Indonesia menjadi porak-poranda di eranya. Semua menjadi tambah kacau dan berantakan. Anggaran yang harusnya dimanfaatkan rakyat pun tidak bisa dimanfaatkannya untuk pembangunan,” kata Uchok, kepada media di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (29/7).

Semua sendi kehidupan di era Jokowi ini lanjut Uchok, dicatat oleh rakyat semakin menurun. Mulai dari perekonomian, hukum, politik, dan budaya sosial. Rupiah melorot, padahal tidak ada krisis dan hanya persoalan mismanagement pemerintahan.

Presiden Terburuk - Harga semua telah naik yang membebani kehidupan rakyat, politik dan hukum tidak menentu. "Saking banyaknya kemerosotan sampai saya bingung menyebutkannya satu persatu,” ujarnya.
Karena itu, Uchok berharap agar partai politik pendukung Jokowi menyadari hal ini dan tidak berusaha menyalahkan para menterinya yang tidak bisa bekerja dengan baik sebab pemilihan menteri adalah hak prerogratif presiden.
"Sekarang ini seolah diarahkan bahwa kemerosotan ekonomi karena kinerja menteri ekonominya yang tidak becus. Buat saya itu tanggungjawab Jokowi karena dia satu-satunya yang berhak memilih menteri.
Kepada Jokowi, Uchok menyarankan secepat mungkin menyerahkan kembali mandatnya kepada rakyat daripada membuat Indonesia makin terpuruk. ”Harusnya Jokowi segera mengembalikan mandatnya pada rakyat, daripada membuat Indonesia makin terpuruk,” pungkasnya. (fas/jpnn)

Sempat Berpikir Megawati adalah Presiden Terburuk, Ferdinand Hutahaean: Ternyata Saya Salah


Presiden Terburuk -  Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, mengungkapkan pendapatnya soal Presiden dan Mantan Presiden Indonesia.

Hal ini diungkapkan Ferdinand melalui Twitter miliknya, @Ferdinand_Haean, pada Kamis (20/11/2018).

Mulanya, ia menganggap Mantan Presiden Megawati merupakan presiden terburuk yang pernah memimpin Indonesia.Namun, ia mengaku bersalah sempat memiliki anggapan tersebut dan sekarang ia mengkritisi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi dinggap menjadi presiden terburuk karena membuat neraca dagang negara defisit hingga 7 miliar dolar.

"Dulu saya sempat berpikir, Megawati adalah presiden terburuk. Ternyata saya salah, @jokowi masih lebih buruk.

Jokowi presiden pertama yang berhasil membuat neraca dagang bangsa DEFISIT sebesar US$ 7 M

Luar biasa daya rusaknya terhadap ekonomi," tulis Ferdinand.

Diketahui, kritisi Ferdinand tersebut berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat nerada perdagangan Indonesia mengalami defisit di November 2018.

Nilai yang dicatatatkan naik dibanding Oktober 2018 yang mencapai 1,82 miliar dolar.

Sementara pada November 2018, defisit mencapai 2,05 miliar dolar.

Dilihat secara kumulatif dari periode Januari hingga November 2018, defisit neraca perdagangan Indonesia telah mencapai 7,52 miliar dolar.

Defisit tersebut terjadi karena nilai ekspor yang menurun.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan ekspor dikarenakan terjadi penurunan harga di sejumlah komoditas di pasar dunia baik di sektor migas maupun nonmigas.


"Untuk nonmigas, ada penurunan harga pada komoditas minyak kernel, minyak sawit mentah, batu bara, dan nikel," ujarnya pada Tribunnews di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).

 Dilihat secara kumulatif dari periode Januari hingga November 2018, defisit neraca perdagangan Indonesia telah mencapai 7,52 miliar dolar.

Defisit tersebut terjadi karena nilai ekspor yang menurun.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan ekspor dikarenakan terjadi penurunan harga di sejumlah komoditas di pasar dunia baik di sektor migas maupun nonmigas

 "Untuk nonmigas, ada penurunan harga pada komoditas minyak kernel, minyak sawit mentah, batu bara, dan nikel," ujarnya pada Tribunnews di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).

 Sebelumnya, Jokowi juga menyoroti soal neraca perdagangan Indonesia yang terus defisit dari waktu ke waktu.

Jokowi juga mengaku bahwa impor lebih besar dibanding dengan ekspor.

Untuk itu, Jokowi mendorong pelaku usaha untuk terus berusaha agar produk-produk mereka bisa diekspor ke luar negeri.

"Ekspor harus lebih besar dari impor, saya menghargai usaha keras saudara-saudara untuk masuk ke pasar ekspor," kata Presiden saat membuka acara di depan pengusaha, Rabu (24/10/2018).

 Dilansir dari Kompas.com, menurut Jokowi, para pelaku usaha di Indonesia bisa melirik pasar-pasar yang selama ini belum banyak disentuh importir, seperti Asia Selatan dan Afrika.

Ia memastikan pemerintah selalu mengupayakan untuk memberi insentif bagi perusahaan dengan angka ekspor yang tinggi.

 Kritik kepada Presiden Jokowi juga datang dari Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon.

 "Selamat pagi. Pemerintah membangun infrastruktur spt jalan dan jembatan dll itu mah kewajiban, bukan prestasi.

Kalau membangun dari utang, itu mewariskan masalah generasi mendatang.

Kalau membangun tol berbayar itu namanya bisnis bukan pelayanan," tulis Fadli.


Presiden Terburuk 
Axact

CYBER TAUHID

Blog ini dibuat untuk mengcounter propaganda musuh musuh Islam dari dalam maupun dari luar, bagi antum yang peduli silakan sebarkan artikel yang ada di blog ini. In Shaa Alloh kami dapatkan berita dari sumber yang terpercaya.NO HOAX

Post A Comment:

0 comments:

tes