By Nandang Burhanuddin
****
Para pejuang antidemokrasi di Mesir, benar-benar buta mata, hati, dan telinga. Mereka mengharamkan demokrasi, namun bersikap diam atas pembantaian nyawa-nyawa yang tak berdosa. Jangankan empati, bawaannya malah nyinyir gak karuan. "Salah sendiri demo! Demo kan haram! Secara melawan pemerintahan yang sah! Makanya tinggalkan demokrasi! IM di MEsir-FIS di AlJazair-AnNahdhah di Tunisia, harus menghilangkan demokrasi!" Anehnya, mereka tak pernah satu kata pun mengkritisi pemerintahan kudeta, yang merebut kekuasaan dengan cara-cara kriminal.
Mereka tutup mata dan telinga. Saat pentolan Liberal Mesir, mengatakan, "Karena penjara-penjara formal sudah penuh. Maka saya mengusulkan militer dan polisi untuk menjadikan sekolah-sekolah dan masjid-masjid sebagai penjara bagi anggota Ikhwanul Muslimin."
Saya kini paham. Demokrasi itu haram, karena di beberapa negara pemenangnya adalah Ikhwanul Muslimin dan yang se-fikroh. Membunuh dan merebut kekuasaan itu HALAL dengan mencuri sekalipun, selama yang menjadi korban adalah anggota Ikhwanul Muslimin.
Sungguh, otak-otak antidemokrasi tutup mata. Bahwa 98 % senjata yang sekarang digunakan untuk membunuhi anggota Ikhwanul Muslimin adalah senjata MADE IN ISRAEL. Tapi sekali lagi, selama yang menjadi korban anggota IM, semua menjadi MUBAH dan HALAL. Pantas saja di Ramallah dibiarkan mengibar-ngibarkan bendera, diperbolehkan mengkaji kitab-kitab Syaikh Al-AlBani. Namun HAMAS di GAZA dikepung hingga mati.
Namun yakinlah, kudeta di MESIR, kini membuka kedok-kedok palsu, mana pejuang sejati mana yang sekedar mencari sesuap nasi, dan mana yang hanya cuap-cuap jualan ideologi.
Post A Comment:
0 comments:
tes