Seorang biarawati El Savador di Itali melahirkan seorang bayi laki-laki di tengah maraknya laporan “budaya bisu” para pendeta yang secara diam-diam melakukan hubungan intim di lingkungan tempat suci umat Kristen itu, lapor media Italia pada Jum’at (17/1).
Biarawati berusia 31 tahun itu, seperti diberitakan Kantor Berita ANSA, Sabtu tidak mengakui perbuatan yang dilakukannya, dan mengklaim dirinya tidak dalam kondisi hamil dan hanya merasakan sakit perut. Pernyataan itu dinilai tidak masuk akal, terlebih wanita memiliki masa periode bulanan.
"Aku tidak tahu sedang hamil, hanya merasakan sakit perut," kata biarawati itu.
Biarawati yang tinggal di biara “Murid Kecil Yesus” di Campomoro dekat Rieti itu menamakan anaknya Fransisco dan mengatakan akan merawat sang anak. Salah satu rekannya di biara yang sama mengatakan terkejut dengan berita ini.
Komentar dari berbagai warga beragam terkait hal ini. Pada website Huffington, hampir seluruh pembaca berkomentar, meyakini biarawati tersebut tidak hamil tanpa melakukan hubungan intim, dan mereka mengejek dan berpendapat, seharusnya biarawati mengaku apa adanya. Namun, sebagian kecil pembaca berkomentar, mengatakan itu adalah keajaiban.
Pada 2009, AP Italia mendokumentasikan 73 kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur oleh para pendeta selama beberapa dekade terakhir, dengan lebih dari 235 korban. Penghitungan ini disusun dari laporan media lokal, lapor Huffington Post.
Menurut penghitungan AP, gereja Italia sejauh ini membayar hanya beberapa ratus ribu euro (dolar) sebagai “ganti rugi” kepada para korban, jauh berbeda dibandingkan dengan “biaya pelecehan” oleh keuskupan Amerika Serikat sebesar 2,6 miliar dolar dan 1,5 miliar dolar di keuskupan di Irlandia.
Implikasi kasus-kasus pelecehan seksual tersebut juga berdampak pada pencitraan terhadap gereja di Itali, mengingat di negara dengan 60 juta penduduk itu terdapat 50.850 pendeta. Italia memiliki lebih banyak pendeta disbanding seluruh Amerika Selatan atau Afrika. Di Amerika Serikat saja yang memiliki 44.700 pendeta menurut laporan Vatikan, terdapat lebih dari 4.000 pendeta Katolik terkena kasus pelecehan anak di bawah umur sejak 1950.(mina)
Post A Comment:
0 comments:
tes