Perang dua hari, Rabu dan Kamis (12-13 Maret 2014) antara pejuang Palestina di Gaza dengan “Israel”, membuat penjajah ini mengeluh. “Israel” berharap ada kata damai.
Ketua Persatuan Yahudi “Israel” Simon Perez mengungkapkan bahwa Yahudi siap berdamai dan akan patuh terhadap perjanjian yang akan dibuat kedua belah pihak—Yahudi dan pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Ungkapan Perez tersebut disiarkan oleh radio Yahudi dan juga dimuat di mdia elektronik Zionis yang dirilis pada Jumat (14/3).
Dilaporkan pula, bahwa kalimat ancaman dari PM penjajah Benjamin Netanyahu yang menegaskan akan membalas roket Gaza dengan serangan yang sangat dahsyat, itu hanyalah sebagai jaminan keamanan bagi warga Yahudi yang sedang mengadakan liburan Purim (liburan dengan upacara khusus kaum Yahudi).
Sementara Amos Gilad dari Kementerian Pertahanan penjajah itu menegaskan bahwa “Israel” berhadapan dengan musuh yang sangat kuat di Gaza. “Kami berhadapan dengan musuh yang kuat di Gaza. Tetapi pihak Gaza pun menghadapi lawan yang sangat kuat juga, dan jika memilih untuk berperang, kami yakin Gaza akan kalah,” sesumbar Gilad, Jumat (14/3).
Setelah perang dua hari, saat ini tengah berlangsung gencatan senjata. Tetapi berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, pihak Yahudi “Israel”-lah yang melanggar perjanjian. Pengalaman perang tahun 2012 misalnya. Perang yang berlangsung selama 8 hari itu “Israel” juga yang meminta gencatan senjata, tetapi banga terkutuk ini pula yang melanggarnya. (Abdillah Onim, wartawan dan Aktivis Indonesia di Gaza).
Post A Comment:
0 comments:
tes