By: Nandang Burhanudin
****
Kemarin dan seminggu ke depan, Indonesia akan diramaikan dengan satu nama: Jokowi. Seakan 230 juta penduduk, dikalahkan satu nama yang tidak nyata sumbangsihnya untuk Indonesia, selain hiruk pikuk dan keluguan bahwa ia "boneka cantik" dari tanah Jawa.
Banjir berita Jokowi dicapreskan Mega, menghapus berita derita korban asap di Riau, menyingkirkan mega skandal Pak Boed dkk, plus memupus berita Partai paling Korup dan Partai paling malas yang disandang PDIP-Golkar-Demokrat. Partai warisan masa lalu yang dikenal licin dan "tak tersentuh".
Bagi saya sendiri, biarkan Jokowi sukses menjadi Capres bahkan Presiden sekalipun. Alasannya:
1. Rakyat biar melek dan bangun dari hipnoleadership dan sihir media.
Semua tahu, Jokowi bukan siapa-siapa dan tidak memiliki prestasi apa-apa. Namun rakyat selama ini tak merasa ada yang salah. KOMPAS TV malah menyoroti kinerja Jokowi, hampir tanpa kritik. Saat Jokowi jadi Capres, mata kita akan terbelalak siapa di balik Jokowi.
2. Umat Islam bisa tersadarkan, bahwa di balik Jokowi adalah orang-orang Freemason, Lions Club, Rotary, cukong judi, mafia, dan koruptor yang telah menggerus harta kekayaan negeri ini.
Tradisi umat Islam, selalu lamban bergerak ketika tidak ada common enemy. Bisa jadi saat Jokowi dan megahitamnya menguasai negeri, umat Islam dari berbagai elemen akan bersatu membuat poros penyeimbang yang komprehensif.
Titik tekannya adalah:
1. Jangan salahkan Jokowi dan megahitamnya berkuasa, karena orang-orang "merasa" bersih malah Golput dan tidak bersikap.
2. Grand strategy dalam proyek Injil 2000, Zericho, serta Yahudisasi Indonesia ternyata tak pernah berhenti. Mereka sudah menguasai TV-Radio-Koran, plus memegang kendali ekonomi. Kini mereka tinggal menunggu kekuasaan politik. Saat itu, jangan sesali kita akan bernasib seperti muslim Afrika Tengah, muslim Palestina, muslim Myanmar; dibunuh, terusir, atau menjadi budak.
Post A Comment:
0 comments:
tes