Minoritas Kristen di Indonesia benar-benar mendapatkan perlakuan istimewa. Lambatnya penanganan Tragedi Tolikara dan masih bebasnya pimpinan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) adalah bukti betapa minoritas Kristen ini sangat berkuasa di daerah-daerah yang mereka menjadi mayoritas.

Bahkan, sebagai buntut Tragedi Tolikara, aparat yang telah menetapkan dua tersangka kasus tersebut diminta untuk tidak menahan keduanya.

Adalah Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Papua, Pendeta  Lipiyus Binilub yang meminta supaya aparat kepolisian tidak menahan dua tersangka insiden Tolikara yang saat ini tengah menjalani pemeriksaan di Polda Papua. Alasannya, pendeta itu khawatir penahanan terhadap dua tersangka ini menimbulkan dampak negatif di Tolikara.

"Kalau boleh tak perlu ada penangkapan karena komunikasi yang tak jalan tadi. Hal sepele hanya tak jalan komunikasi. Tak perlu menangkap-menangkap itu nanti ekses jadi tak baik," kata Lipiyus, seusai bertemu Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/7/2015).

Lagi pula, klaim Lipiyus, persoalan di Tolikara sudah diselesaikan secara damai. Pihak korban (umat Islam, red) dianggapnya sudah menerima kesepakatan damai itu.

Saat ini, kedua tersangka yang berinisial HK dan JW sudah diterbangkan dari Tolikara menuju Polda Papua.

Tolikara sudah aman?

Sebelumnya, Lipiyus bersama sejumlah tokoh gereja Tolikara, Papua, bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat 24 Juli 2015. Dalam pertemuan itu, mereka melaporkan kepada Jokowi bahwa kehidupan mereka di Tolikara saat ini berjalan dengan aman.

"Sejak dihentikan dua jam setelah (kerusuhan) itu hingga detik ini aman. Kami laporkan kepada presiden, Tolikara aman, Papua aman," kata Pendeta Lipiyus usai bertemu dengan Jokowi.

Dia juga mengatakan kepada Jokowi, masyarakat Tolikara dapat menyelesaikan masalah ini sendiri. "Seluruh warga bangsa untuk mendoakan dan mendukung apa yang kami lakukan di sana. Situasi aman terkendali masyarakat Papua harap aman," kata Ketua Wilayah Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) itu.

Pendeta Lipiyus mengklaim, masalah Tolikara ini didasari bukan karena agama, tetapi karena komunikasi yang tak berjalan lancar.
(SI)
Axact

CYBER TAUHID

Blog ini dibuat untuk mengcounter propaganda musuh musuh Islam dari dalam maupun dari luar, bagi antum yang peduli silakan sebarkan artikel yang ada di blog ini. In Shaa Alloh kami dapatkan berita dari sumber yang terpercaya.NO HOAX

Post A Comment:

0 comments:

tes