Serangan ini juga disebut Sandstorm yang berhasil meruntuhkan jaringan listrik Ukraina tahun 2015.
DINAS rahasia Jerman dilaporkan telah menuduh Rusia berada di balik serangkaian serangan cyber internasional pada Jumat (13/5/2016). Serangan ini dianggap bertujuan untuk memata-matai dan sabotase, dalam “perang hybrid” yang juga menargetkan Parlemen Jerman tahun 2015 lalu.
Operasi ini berhasil diketahui oleh badan intelijen BfV melihat dari serangan agresif yang disebut Sofacy atau APT 28, yang melanda anggota NATO dan mengancam stasiun TV PrancisTV5MONDE. Serangan ini juga disebut Sandstorm yang berhasil meruntuhkan jaringan listrik Ukraina tahun 2015.
“Cyberspace adalah tempat untuk perang hybrid. Ini membuka ruang operasi baru untuk spionase dan sabotase,” kata Hans-Georg Maassen, yang mengepalai lembaga BfV.
“Kampanye yang dipantau oleh BfV umumnya untuk memperoleh informasi, layaknya mata-mata. Tak hanya itu, agen rahasia Rusia telah juga menunjukkan kesiapan untuk melakukan sabotase,” tambah Maassen.
Jerman sendiri menjadi korban salah satu operasi nakal Rusia, dengan serangan ‘Sofacy’ tahun 2015 lalu yang menyerang majelis parlemen rendah Jerman.
Operasi Trojan juga pernah mempengaruhi komputer di kantor legislatif Kanselir Angela Merkel, media lokal melaporkan. [sm/islampos]
Post A Comment:
0 comments:
tes