Luthfi Bashori.
Sekarang lagi musim, orang merekayasa Istilah Bid`ah.
Ada yang membagi Bid`ah ada dua macam: Bid`ah Diniyah dan Bib`ah Duniawiyah.
Menurut penggagas pembagian model ini, bahwa Bid`ah Diniyah (yaitu kreasi metode ibadah sunnah, seperti baca shalawat keliling) hukumnya HARAM, karena tidak pernah dicontohkan langsung oleh Nabi SAW) dan Bid`ah Duniawiyah (misalnya adalah alat-alat modern) hukumnya HALAL.
Anehnya, para penggagas model ini nggak nyadar, kalau Nabi SAW nggak pernah membagi Bid`ah itu sendiri menjadi Bid`ah Diniyah dan Bid`ah Duniawiyah.
Bahkan tidak ada satupun tekstual dalil (secara harfiyah) bahwa Nabi SAW pernah membagi Bid`ah menjadi dua, Bid`ah Diniyah dan Bid`ah Duniawiyah.
Bahkan di kalangan para shahabat juga nggak ada yang membagi Bid`ah persis seperti itu.
Tapi ... wong namanya juga Ilmu Rekayasa Bid`ah, maka oleh para penggagasnya biasanya dicari-carikan dalil untuk pantas-pantasan saja, agar saat ditanya tentang pembagian Bid`ah Diniyah dan Bid`ah Duniawiyah, mereka bisa menjawab, sekalipun hanya rekayasa semata. Karena memang tidak ada dalil sharihnya.
Di sisi lain, mayoritas umat Islam lebih senang mengikuti istilah yang disampaikan oleh Sy. Umar bin Khatthab, beliau menyatakan: Ni`matil bid`atu hadzihi, saat beliau menyikapi di-jamaah-kan shalat Tarawih di masjid Nabawi dengan imam, dan dilaksanakan selama satu bulan Ramadhan suntuk, yang mana metode shalat Tarawih seperti ini belum pernah dilaksanakan di jaman Nabi SAW selama masih hidup.
Nah, dari perkataan Ni`matil bid`atu hadzihi, maka para ulama mengistilahkan adanya BID`AH yg NI`MAT, sedangkan lafadz NI`MAT itu dalam bahasa lain adalah HASANAH.
Jadi, pemilihan kata Bid`ah yang Ni`mat (Hasanah) ini hakikatnya mengadopsi dari ucapan Sy. Umar, sedangkan pemilihan istilah Bid`ah Diniyah dan Bid`ah Duniawiyah itu justru hasil rekayasa orang-orang sekarang.
Tentunya dari dua AMALAN PEMBUATAN istilah tersebut di atas, yang PALING BID`AH, adalah adanya Pembagian BID`AH DINIYAH & BID`AH DUNIAWIYAH... Wong arti Bid`ah itu adalah AMALAN YANG BARU MUNCUL.
Apalagi para penggagas munculnya istilah BID`AH DINIYAH dan BID`AH DUNIAWIYAH itu tidak pernah mentolelir kecuali menyakini bahwa SETIAP BID`AH apapun bentuknya pastilah SESAT dan tempatnya di NERAKA
Jadi, jika mengikuti keyakinan SETIAP BID`AH itu DI NERAKA, lantas di manakah kelak tempat para Penggagas Rekayasa Pembagian menjadi Bid`ah Diniyah dan Bid`ah Duniawiyah ini, karena pembagian inipun hakikatnya adalah BID`AH itu sendiri?
Di mana yaa kira-kira mereka kelak ??
Post A Comment:
0 comments:
tes