Penegasan Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid soal bahaya sekularisme diterapkan di Indonesia dinilai oleh Ketua Progres 98 Faizal Assegaf hanyalah sikap hipokrit dan retorika.
Aktivis 98 tersebut menuding manuver Yenny Wahid demi berupaya meredam kemarahan umat atas Presiden Joko Widodo yang bertindak fatal menghimbau rakyat memisahkan urusan agama dan politik.
“Yenny Wahid dan kelompok liberalis cenderung hipokrit dalam merespon fenomena kebangkitan Islam. Pendapatnya soal bahaya sekularisme demi menyelamatkan citra Jokowi yang kian ambruk,” tegas Faizal.
Menurutnya, kiprah Yanny Wahid dan kelompok liberal di panggung politk justru telah ikut berkontribusi menyuburkan paham sekularisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Isu intoleran, anti Pancasila, radikalisme dan stigma teroris pada kelompok Islam yang giat disuarakan oleh Yenny Wahid dan kelompok liberalis adalah bukti sejatinya mereka penyokong proyek sekularisasi di negeri ini,” ungkap Faizal Assegaf.
Lanjut Faizal, namun munculnya gelombang Aksi Bela Islam yang dimotori Habib Rizieq Syihab dan para ulama kritis lainnya, telah membuat kepanikan luar biasa bagi kelompok liberal yang bersarang di tubuh NU.
“Sikap kemunafikan Yenny Wahid makin sempurna, terpaksa melepas topeng sekularisme sebab jualan isu intoleran yang mereka mainkan tidak laku untuk mengais untung dari sponsor” ujarnya.
Faizal membeberkan bahwa soal jualan isu toleran sangat laris manis. Bahkan ada oknum yang diberi jatah sebulan Rp. 100 juta oleh pejabat penting di kabinet Jokowi yang terkenal sangat anti dengan Islam.
“Ihwal transaksi haram di balik layar dalam perdanganan isu intoleran kelak kita akan buka, tunggu saja sedang kita rampung data investigasinya,” tutup Faizal Assegaf.
Post A Comment:
0 comments:
tes