KIBLAT.NET, Jakarta –  Sekjen International Conference of Islamic Scholar (ICIS) KH Hasyim Muzadi menegaskan kehadirannya dalam konferensi internasional yang pernah digelar Iran beberapa waktu lalu merupakan bentuk hubungan diplomatis bukanlah ideologis.
ICIS telah mengadakan empat kali konferensi internasional, pesertanya hingga saat ini beranggotakan sebanyak 67 negara termasuk negara Iran. Sehingga Iran hanya salah satu dari 67 Negara yang senantiasa hadir pada kegiatan ICIS.
“Hubungan ICIS dengan Iran sama sekali bukanlah hubungan ideologi syiah antara ICIS (Hasyim Muzadi) dengan Iran,” demikian pernyataan KH Hasyim Muzadi dalam pers rilis yang diterima Kiblat.net pada Selasa, (26/01).SYIAH
Hasyim menegaskan bahwa ICIS pernah membela Iran dalam hak proyek nuklirnya ke Dunia Internasional dan pandangan ICIS ini didukung pemerintah Indonesia. ICIS juga menyokong gerakan perlawanan terhadap Israel di perbatasan Lebanon Selatan yang dipimpin oleh Hasan Nashrullah.
Menurutnya, hasil dari dukungan terhadap proyek nuklir Iran, sekarang embargo dari Barat sudah dicabut. Sedangkan sokongan ICIS terhadap perjuangan perlawanan terhadap Israel yaitu bersama sama dengan kontingen pasukan garuda yang berjaga-jaga di perbatasan Lebanon Selatan.
“Saya sendiri (A. Hasyim Muzadi) sampai saat ini masih menjadi pengurus Rabithah ‘Alam Islami yang berpusat di Mekkah. Sedangkan saya juga melakukan konsolidasi gerakan moderat Islam/sunni di Kawasan ASEAN misalnya : Thailand, Malaysia dan Brunei Darussalam. Malaysia dan Brunei Darussalam termasuk negara yang melarang pengembangan faham syiah, karena menurut negara tersebut kalau syiah menjadi besar dan sebanding besarnya dengan Ahlussunnah wal jamaah bisa terjadi konflik terbuka di kalangan masyarakat, seperti juga yang terjadi pertikaian di Timur Tengah,” jelasnya.
Hal tersebut yang dilakukan oleh Malayasia dan Brunei Darussalam sama dengan yang dilakukan oleh Sudan dan beberapa Negara Timur Tengah.
“Saya tidak pernah bersedia dan menyutujui ajakan syiah untuk bekerjasama dengan Indonesia di dalam bidang pendidikan dan haji, karena hal tersebut akan menjadikan kegoncangan umat Islam sunni di Indonesia,” kata Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini.
Dengan demikian, sambungnya, gerakan internasional ICIS adalah gerakan diplomasi bukan gerakan pemihakan ideologi dari negara-negara peserta.
“Sehingga kalau saya ke Saudi bukan berarti saya ini Wahabi, kalau saya ke China bukan berarti saya setuju neo komunisme, kalau saya ke Eropa barat dan Eropa Timur bukan berarti saya menyetujui Neo Liberalisme, begitu juga kalau sayake Iran bukan saya setuju dengan syiah : Karena tentu saya tidak mungkin menyalahkan atau mencaci maki sahabat Nabi,” kata dia.
Kehadiran ICIS di Indonesia dan Internasional adalah untuk memperjuangkan Islam Rahmatan Lil Alamin dan pengenalan Pancasila sebagi alternatif ideologi negara yang penduduknya plural (tidak satu agama) agar tidak terjerumus menjadi negara sekuler. Embrio dari Islam Rahmatan Lil Alamin adalah Ahlussunnah wal jama’ah Annahdliyah.

Reporter: Bunyanun Marsus
Editor: Fajar Shadiq


Baca artikel  selengkapnya tentang syiah di SYIAH tafhadol..
Axact

CYBER TAUHID

Blog ini dibuat untuk mengcounter propaganda musuh musuh Islam dari dalam maupun dari luar, bagi antum yang peduli silakan sebarkan artikel yang ada di blog ini. In Shaa Alloh kami dapatkan berita dari sumber yang terpercaya.NO HOAX

Post A Comment:

0 comments:

tes