CYBER SECURITY :  Pemerintah tidak segan menutup keberadaan media sosial dan file video sharing. Demikian ditegaskan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara. Hal itu dilakukan jika mereka masih membiarkan arus informasi berkonten negatif tersebar di Indonesia.

Menurut Rudiantara, arus informasi negatif, baik berbau pornografi dan faham-faham radikal, saat ini bertebaran dengan bebas dan mudah dikonsumsi publik.

“Berdasarkan statistik kami, dari 2016 sampai saat ini, permintaan untuk men-take down akun di media sosial maupun file video sharing, 50 persen dilakukan penyedia platform internasional,” tegas Rudiantara dalam konfrensi pers ‘Deklarasi Antiradikalisme Perguruan Tinggi di Jawa Barat’ di Aula Graha Sanusi Universitas Padjajaran Kota Bandung, Jum’at (14/07).

Menurutnya, progres platform Internasional dalam menutup akun-akun di Indonesia, sangat disayangkan. Bahkan, proses tersebut sudah ditindaklanjuti dengan mengirimkan utusan ke masing-masing platform.

“Ini mengecewakan bagi kami. Kami meminta pada mereka untuk memperbaiki ini. Bulan puasa kemarin sudah mengutus untuk mendatangi. Kalau tidak ada perbaikan, kita akan serius (menyikapi),” katanya.

Menurutnya, penuntasan akhir dalam menutup konten informasi negatif berada di tangan platform-platform. Rudi menambahkan, dalam penanganan media sosial, pihaknya tidak menyalahkan masyarakat maupun regulasinya. Justru platform yang harus dilibatkan.

“Pemerintah tidak mempunyai intensitas untuk menutup platform ini di Indonesia. Tapi, kalau tidak ada perbaikan, kami akan sangat-sangat mempertimbangkan untuk menutupnya,” ujarnya.

“Jadi mohon maaf, teman-teman yang main Youtube, Facebook dan lain sebagainya, kalau terpaksa harus (ditutup). Tugas Pemerintah adalah menjaga kondusivitas, yang namanya teknologi informasi, media sosial, digunakan untuk hal positif,” tegasnya.

Setelah pernyataan Menkominfo, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengakui bahwa aplikasi pesan singkat, Telegram telah mulai diblokir.

Editor: M. Rudy
Sumber: Viva.co.id

Soal Penutupan Medsos, DPR: Pemerintah Menuju Kediktatoran Gaya Baru, Harus Dilawan!


Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengancam menutup akses sejumlah platform media sosial asing yang beroperasi di Indonesia. Alasannya, platform media sosial tersebut tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk menangkal konten-konten negatif.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan ancaman ini sama dengan semangat pemerintah dalam penerbitan Perppu Pembubaran Ormas. Politisi Gerindra ini menyebut pemerintah mulai memainkan kediktatoran gaya baru.

"Ini (ancaman tutup akses media sosial) semangat yang sama dengan Perppu Pembubaran Ormas. Pemerintah ini sedang menuju kediktatoran gaya baru," katanya usai mengisi diskusi dengan tema Cemas Perppu Ormas di Warung Daun Jalan Cikini Raya Nomor 26, Jakarta Pusat, Sabtu (15/7).
Fadli berucap kemungkinan munculnya ancaman ini karena pemerintah merasa risih dengan ulah pengguna media sosial yang kerap menyerang pemerintah. Pengguna media sosial dianggap mengganggu pemerintah yang sedang melalukan konsolidasi kekuasaan.

"Sehingga ada pemikiran-pemikiran seperti itu. Saya kira ini harus dilawan," tegasnya.

Kepada pemerintah, Fadli mengingatkan pentingnya media sosial bagi masyarakat. Saat ini, media sosial jadi ladang bagi masyarakat untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Jika media sosial ditutup maka masyarakat kehilangan tempat untuk memasarkan produk-produk kreatifnya.

"Media sosial ini jadi kebutuhan primer masyarakat. Seperti makan minum dan sebagainya. Jadi tidak bisa, hak untuk mendapatkan dan menggunakan ini dilarang pemerintah," pungkasnya. [mdk]

Zaman Tiffatul: Situs Porno, Germo, PKI Diblokir; Zaman Rudiantara: Situs Ormas Islam, Oposisi Diblokir

Aksi penutupan terhadap medos telegram terus menuai protes dari kalangan netizen. Terbaru, salah seorang netizen Denny Rahmad Sikumbang membuat meme kocak yang menyindir Rudiantara.

Berikut kutipannya :

Maap mbah Soeharto, quote mainstreamnya dipinjam Datuak Tifatul dulu

 Pemblokiran era 2 menteri

Kominfo:
Zamane Tifatul : 
situs porno, pornoaksi, germo online, pki, penyebar video porno diblokir

 Zamane Rudiantara (zaman saiki):
Situs ormas islam, oposisi, lsm vokal, akun medsos vokal, aplikasi medsos diblokir

Sing rezim ala-ala Korea Utara, sakjane zamane sopo to? 
Linglung aku lur !
Sutris aku dab!

Mereka ketakutan, saat ribuan media cetak dan elektronik senilai Ribuan Triliun sudah mereka kuasai, tapi tak mampu menutupi kebusukan polahnya.

Karena medsos dengan modal pulsa puluhan ribu sudah mampu menguaknya !

Ketika medsos dengan modal hape second, rusak pemakaian pun masih bisa menyuarakan kebenaran dan menggalang kekuatan !

2019 isih suwi opo wis sa' jengkal maneh???

Napasmu isih panjang nopo sak tarikan maneh bro ?!!! [tsc]


Axact

CYBER TAUHID

Blog ini dibuat untuk mengcounter propaganda musuh musuh Islam dari dalam maupun dari luar, bagi antum yang peduli silakan sebarkan artikel yang ada di blog ini. In Shaa Alloh kami dapatkan berita dari sumber yang terpercaya.NO HOAX

Post A Comment:

0 comments:

tes