Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj menyatakan bahwa Islam Nusantara bukan madzhab baru. Islam jenis ini, menurutnya tidak melanggar syara‘ (syariat -red).

“Isalm Nusantara sama sekali bukan madzhab baru, bukan firqah baru, bukan aliran baru,” kata Said dalam acara pembukaan Muktamar ke-33 NU di Jombang, Sabtu malam (01/08).

Menurutnya Islam Nusantara adalah khosois wa mumayyizat. Dia menambahkan bahwa Islam jenis ini menjadi ciri khas islamnya orang-orang Nusantara.

Islam Nusantara, lanjut Said, adalah laku Islam yang melekat dengan budaya Nusantara. “Yang sesuai dengan panduan syara’,” imbuhnya.

Said menambahkan bahwa segala adat istiadat, tradisi dan kearifan yang tidak melanggar batas-batas syara’ diperbolehkan. Menurutnya, hal itu justru harus digunakan untuk dakwah Islam.

Dengan memadukannya dengan tradisi, maka akan lahir Islam yang berperadaban, islam yang santun, dan islam yang mengedepankan akal sehat. Selain juga akan membuat pemeluknya mencintai tanah air Indonesia, secara lahir dan batin.

Said menganggap bahwa Islam Nusantara merupakan warisan para auliya. Terutama warisan dari para wali songo.

Islam Nusantara menjadi tema besar dalam Muktamar ke-33 NU di Jombang kali ini. Bahkan, wacana Islam Nusantara telah didengungkan jauh-jauh hari sebelum muktamar.



Namun wacana Islam Nusantara yang muncul sebelum muktamar justru memicu kontoversi. Islam jenis ini dianggap banyak pihak akan mengkotak-kotak dan memisahkan Islam Indonesia dengan wilayah lainnya.

 Reporter: Imam Suroso

Editor: Hunef Ibrahim
Axact

CYBER TAUHID

Blog ini dibuat untuk mengcounter propaganda musuh musuh Islam dari dalam maupun dari luar, bagi antum yang peduli silakan sebarkan artikel yang ada di blog ini. In Shaa Alloh kami dapatkan berita dari sumber yang terpercaya.NO HOAX

Post A Comment:

0 comments:

tes