By: SELIDIK
*****

Tanggal 25 Januari tinggal hitungan hari. Namun ancaman demonstran untuk membalas tindakan aparat dan perwira lapangan sudah menjadi tekad bulat. "6 bulan kami bersabar. Kami dibunuhi, ditangkapi, dipenjarakan, aset disita, dan anggota keluarga diburu. Namun kesabaran kami telah sirna. Siapapun aparat yang bertindak anarkis dan membunuhi demonstran damai, maka kami akan membalas pelaku: nyawa dibalas nyawa, darah dibalas darah, kehormatan dibalas kehormatan."

Ancaman ini tidak sekedar gertakan. Seorang perwira polisi di Mapolres Helwan, yang hari Jumat kemarin mencoba memerkosa demosntran akhwat, hari Senin tadi rumahnya dikepung. Ia ditangkap kemudian tangannya dipatahkan.

Situasi ini membuat perwira-perwira polisi ketakutan. Apalagi beberapa perwira polisi yang turut serta dalam pembantaian Rab'ah, nama-nama berikut alamat, nomor telepon, tempat sekolah anak sudah disebarluaskan di FB, Twitter, dan medsos lainnya. Delapan Mapolres dilaporkan sepi penjagaan. Malah 8000 perwira dikabarkan mengajukan cuti.

Melihat gelagat psikologi para perwira yang semakin pudar, Mendagri memanggil para Kapolda untuk menenangkan. Salah satu poin adalah: militer siap membackup polisi dan menjaga keamanan rumah-rumah para perwira.

Masalahnya adalah, jika demonstran yang sudah siap mati, melakukan pengepungan? Apa yang bisa dilakukan, saat pengepungan itu dilakukan ratusan ribu demonstran?

Harian Ommud Dunya mengabarkan, seluruh keluarga As-Sisi sudah meninggalkan Mesir.
Axact

CYBER TAUHID

Blog ini dibuat untuk mengcounter propaganda musuh musuh Islam dari dalam maupun dari luar, bagi antum yang peduli silakan sebarkan artikel yang ada di blog ini. In Shaa Alloh kami dapatkan berita dari sumber yang terpercaya.NO HOAX

Post A Comment:

0 comments:

tes