Meskipun Husam Shani, salah seorang anggota pertahanan sipil di Gaza, sudah gugur sejak enam tahun lalu dalam serangan pertama yang dilancarkan penjajah Zionis pada tahun 2008 lalu, namun namanya tidak luput dari tuduhan oleh dinas keamanan Mesir yang memasukannya dalam daftar terdakwa dalam kasus pembebasan Presiden Mesir Muhammad Mursi, dalam peristiwa yang dikenal dengan Wadi Natrun. Yang karenanya Muhammad Mursi diadili.
Keluarga Husam terkejut dengan terulangnya penyebutan nama Husam sebagai salah satu terdakwa dalam kasus ini, dalam sidang pengadilan hari Selasa (28/1), setelah sebelumnya menyakini bahwa penyebutan nama dia sebelumnya tidak lain hanyalah penyesatan media atau paling-paling hanya kesalahan yang akan dikoreksi.
Namun ternyata tidak, terang Syadi Shani, saudara Husam Shani. Dia mengatakan, dirinya dan anggota keluarganya yang tinggal di kamp pengungsi Nusairat di wilayah tengah Jalur Gaza, terkejut dengan penyebutan nama saudaranya dalam daftar terdakwa kasus Wadi Natrun sebagaimana klaim pihak Mesir, tuduhan yang meremehkan nalar.
Dia menyatakan, sebelumnya dia telah membaca tuduhan-tuduhan terhadap saudaranya di internel namun tidak terbayangkan bahwa hal itu akan menjadi tuduhan dan dakwaan nyata di pengadilan. Karena Husam sudah gugur, bakan bertahun-tahun sebelum revolusi Mesir meletus dan peristiwa itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan gerakah Hamas baik dekat maupun jauh.
Meski keluarga dan tetangganya merasa aneh dengan tuduhan tersebut, namun keluarga tidak bisa menyembunyikan kemarahan dan kecamannya, sekaligus khawarit atas setiap dampak dari masalah ini. Ibu Hussam merasa marah dan di saat yang sama menyayangkan. Dia mengatakan, “Anak saya sudah gugur. Dia gugur dalam serangan penjajah Zionis saat bekerja sebagai anggota pertahanan sipil. Kami mengira akan mendapat penghormatan bukan tuduhan sebagai teroris. Ini adalah tuduhan yan menggelikan.”
Anehnya lagi, bukan saja karena Husan telah gugur dalam serangan pesawat tempur di hari pertama agresi Zionis tahun 2008 ke markas pertahanan sipil di kota Zahra di selatan Gaza, gugur bersama ratusan warga lainnya dalam perang yang berlangsung selama 23 hari tersebut. Namun juga karena Husam sama sekali tidak berafiliasi kepada gerakan Hamas dan sama sekali belum pernah masuk Mesir.
Sebelum bergabung dengan pasukan pertahanan sipil, Husam adalah salah satu anggota Brigade al Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam, dan pernah ditahan di penjara Zionis tahun 2002 dan dibebaskan tahun 2007 setelah mendekam di penjara Zionis selama lima tahun.
Syadi Shani menuturkan, setelah keluar dari penjara Zionis Husam bergabung dengan dinas pertahanan sipil di Gaza dan dia gugur dalam serangan pesawat Zionis di hari pertama agresi tahun 2008. Keluarga menegaskan, Husam belum pernah ke Mesir. Dia juga belum pernah memiliki paspor. Karena itu mereka heran dengan tuduhan terhadap anak mereka oleh pihak Mesir.
Husam bukanlah orang Palestina pertama yang dituduh pihak Mesir terlibat dalam peristiwa internal Mesir. Sebelumnya sejumlah orang pernah dituduh seperti Husam, apakah mereka itu sudah gugur atau masih di dalam penjara. Ini membuktikan bahwa semua tuduhan itu adalah rekayasa yang menyesatkan. Di antaranya adalah Taisir Abu Sanimah dari Rafah dan HasanSalama, yang masih mendekam di penjara isolasi Zionis saat meletus revolusi Mesir. (pip)
Post A Comment:
0 comments:
tes