KIBLAT.NET, Jakarta – Ketua Dewan Syuro ABI (Ahlul Bait Indonesia) Umar Shahab memaparkan bahwa ajaran Syiah yang berkembang di Indonesia berkiblat kepada Iran. Menurutnya, pesatnya perkembangan Syiah di Indonesia disebabkan dari buku-buku dan gerakan anti-Syiah yang menarik perhatian masyarakat umum.
“Syiah di Indonesia pada umumnya berkiblat ke Iran,” ujarnya dalam acara seminar “Syiah, Sektarianisme dan Geopolitik” di gedung PP Muhammadiyah Jakarta, pada Rabu malam (17/02).
Umar Shahab menambahkan bahwa Syiah di Indonesia merupakan Syiah yang moderat, sama seperti Hizbullah Lebanon dan Iran. Namun ketika ditanya lebih lanjut tentang keterlibatan dua negara yang dinilainya moderat tersebut dalam perang Suriah, Ia justru mengakui tidak tahu persis.
“Kalau soal keterlibatan mereka di Suriah, saya tidak tau persis. Tetapi bahwa Iran memback-up rezim Assad, iya. Dan Hizbullah juga memback-up dan orang orangnya juga terlibat dalam mempertahankan Rezim Assad, iya,” ungkapnya kepada Kiblat.net.SYIAH
Meski demikian, Tokoh Syiah Indonesia ini memandang ada perbedaan politik Syiah Indonesia dan sikap politik Syiah di Iran. Jika Syiah di Iran memiliki pandangan Wilayatul Faqih yaitu penggabungan antara politik Syiah dan demokrasi sebagaimana yang dilakukan Khamaeni di Iran, Syiah Indonesia menurutnya berbeda.
“Syiah Indonesia sangat pancasilais, menerima Pancasila sebagai landasan negara, dan ini bukan Taqiyah,” ujarnya.
Meski memiliki Wilayatul Faqih yang berbeda dengan Iran, akan tetapi Alumni Qum, Iran ini mengaku bahwa orang-orang Syiah banyak yang duduk dalam parlemen pemerintahan negara.
“Banyak, misalnya Kang Jalal sendiri, bang Zulfan dari Nasdem, itu adalah orang-orang Syiah yang duduk di parlemen. Sebelumnya juga ada tokoh lain yang duduk di parlemen, baik di DPRD maupun di DPR, jadi orang Syiah berkiprah di perpolitikan itu sudah sejak awal, sampai sekarang masih ada,” bebernya.
Lebih lanjut, ia kembali menegaskan bahwa tidak ada perbedaan Syiah di Iran dan Syiah di Indonesia. “Secara ideologi, keyakinan tidak ada, Syiah di Indonesia sama dengan Syiah Imamiah di Iran,” lanjutnya.
Akan tetapi ia menyangkal ada kesamaan Syiah di Indonesia dengan Syiah yang ada di Suriah. Menurutnya, Syiah Nushairiyah atau yang ia sebut sebagai Alawi memang berasal dari Syiah Imamiah. Tetapi Alawi memiliki keyakinan yang sudah jauh dari Syiah Imamiah. Umar menggambarkan pemahaman Nushairiyah dalam Syiah seperti aliran kebatinan.
“Mereka semacam aliran kebatinan di Indonesia, semacam aliran kebatinan yang Islam. Syiah Alawi ini semacam kejawennya Syiah,” katanya.
Reporter: Syafi’i Iskandar
Editor: M. Rudy
Editor: M. Rudy
Bagi yang belum tahu tentang syiah atau anti syiah, saya sarankan untuk membaca tulisan dari link dibawah ini sebagai referensi untuk bentuk tabayyun kepada syiah. Jangan sampai anda belum tahu tentang syiah, tapi sudah berani memvonis syiah sebagai sesat bahkan kafir, hanya karena mendapat info negatif sepihak tentang syiah, lalu langsung mempercayainya dan ikut - ikutan saja, dan di akhirat kelak anda akan menyesalinya dengan penyesalan yang terbesar, karena bisa jadi tuduhan kafir itu jika tidak benar maka akan berbalik mengenai si penuduh [Shahih, HR. al-Bukhari no. 6104 dan Muslim no.60], dan hal itu sudah terlambat, karena pada saat itu penyesalan sudah tiada guna lagi. Untuk bertabayyun, buka dan bacalah:
ReplyDeletehttps://simpatisansyiah.wordpress.com/
di web ini hanya ada 1 catatan: "Tabayyun Kepada Syiah: Saya Dari Anti Syiah Menjadi Simpatisan Syiah" saja.
Semoga bermanfaat. :)