Imam besar FPI, Habib Muhammad Rizieq Syihab saat mengisi pengajian di Markas Syariah Jakarta
Jakarta (SI Online) - Baru-baru ini kita dikejutkan adanya data statistik terbaru yang dikeluarkan pemerintah berkenaan jumlah penduduk Indonesia berdasarkan agama. Dari sensus penduduk badan pusat statistik nasional yang dilakukan setiap 10 tahun sekali itu ternyata data mengenai agama sering disembunyikan. Dari sensus tersebut, prosentase jumlah umat Islam selalu menurun. Dari 90%, turun menjadi 88%, 86%, kemudian 83% dan seterusnya, hal semacam ini harus kita waspadai dan harus menjadi keprihatinan bersama.

Hal tersebut diungkapkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab saat ceramah di Markas Syariah, Jl. Petamburan, Jakarta Pusat, Ahad (4/5/2014). Ia mengatakan, penyebab jumlah umat Islam menurun salah satunya karena maraknya upaya pemurtadan. Dalam acara taklim bulanan tersebut, Habib Rizieq secara khusus membongkar gerakan Kristenisasi.

"Kristenisasi adalah fakta yang tak terpungkiri, ribuan fakta sudah kita dapatkan di lapangan. Oleh karena itu kita jangan hanya jadi penonton, kita harus ikut berjuang melawan derasnya upaya pemurtadan di Indonesia yang pada khususnya dilakukan oleh misionaris Nasrani, baik dari kalangan Katolik, Protestan maupun sekte-sekte lainnya" tegas Habib Rizieq.

Terkait masalah akidah ini, sangat disesalkan karena masih saja ada tokoh Islam di tingkat nasional yang tidak percaya adanya Kristenisasi di Indonesia, mereka tidak yakin pemurtadan sedang berlangsung. Para tokoh Islam dan pejabat itu menganggap bahwa isu Kristenisasi hanya Kristenphobia, atau dianggap paranoid. Kalaupun ada Kristenisasi, itu tidak struktural, itu tidak sistematis, hanya dilakukan segelintir orang.

“Ini persaolan serius kalau pejabat pemerintah menganggap Kristenisasi tidak ada maka mereka tidak akan waspada apalagi melakukan langkah-langkah untuk mencegah itu. Orang kalau tidak sadar bahaya datang maka tidak akan melakukan persiapan untuk menghadapi bahaya,” kata Habib Rizieq.

Apa Betul Kristenisasi itu Ada?

Yang pertama, bukti adanya Kristenisasi sudah dijelaskan dalam AlQur'an, karena AlQur'an pasti benar mustahil memberikan informasi dusta. Dalam surat al Baqarah ayat 120, Allah Swt berfirman : "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepada kamu (umat Islam) hingga kamu mengikuti agama (cara hidup) mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu".
Habib Rizieq menjelaskan, bahwa misi keduanya berbeda. Kalau Kristen misinya mengkristenkan orang, kalau Yahudi misinya tidak perlu me-yahudi-kan orang. Orang-orang Yahudi itu hanya cukup untuk Bani Israel saja selain itu orang lain dianggapGhoyum (makhluk setingkat binatang yang fungsinya untuk melayani Yahudi), jadi Yahudi “membinatangkan” umat manusia lain untuk melayani mereka.

Yang kedua, bukti adanya Kristenisasi tertuang dalam Bibel, dalam Mathius 24 ayat 14 tertulis: “Dan injil kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa setelah itu (setelah dunia di Kristenkan) barulah tiba kesudahannya.” 

Ayat inilah yang menjadi dalil para pendeta baik Katolik, Protestan ataupun sekte lainnya meyakini Kristen adalah agama dunia sehingga seluruh dunia harus dikristenkan. “Jadi kita tidak bisa melarang mereka untuk tidak mengkristenkan umat Islam karena itu pesan Tuhan, dianggap pesan Bibel. Selama pesan ini masih ada didalam Bibel selama itu pula menjadi kewajiban agama bagi mereka,” ujar Habib Rizieq.   

Yang ketiga, bukti adanya Kristenisasi terungkap dari pernyataan para pendeta. Para misionaris menolak istilah Kristenisasi, mereka tidak menyebut Kristenisasi, karena tahu itu berkonotasi pemaksaan, maka itu mereka ganti dengan istilah transformasi.

"Transformasi dan Penuaian Jiwa adalah nama lain dari Kristenisasi, maksudnya agar umat manusia masuk ke dalam ajaran Kristen. Hati-hati kalau tokoh Kristen sudah bicara transformasi itu maksudnya adalah perubahan dari orang berdosa menjadi orang diselamatkan dengan ajaran Kristen," jelas Habib Rizieq.

Dari sekian banyak data yang diungkap Habib Rizieq, beberapa diantaranya ialah:

Di dalam majalah Kristen bernama "Spirit" nomor 10 tahun ke-2 2003, pada halaman 13 dimuat pernyataan pendeta Erastus Sabdono. Ia menyatakan, "Kita berubah dari manusia dunia menjadi manusia rohani, istilah gereja memasehikan (mengkristenkan) dunia, inilah yang dimaksud transformasi.”

Dalam buku Kristen yang berjudul Transformasi Indonesia, dalam covernya tertulis, "Pemikiran dan proses perubahan yang dikaitkan dengan kesatuan tubuh Kristus." Dan isinya tertulis, "Nilai-nilai Kerajaan Tuhan (ajaran Kristen) mempengaruhi seluruh aspek kemasyarakatan, seluruh sektor akan di Kristenkan tidak hanya manusianya tapi sistem kehidupannya juga."

Dalam buku berjudul Gereja Sekota yang mentransformasikan kota, penulisnya Rahmat T Manulang, ia mengatakan “ Tuhan Yesus menegaskan kepada murid-muridnya baik dalam pengajaran khutbah di bukit maupun didalam yang terakhir sebelum naik ke syurga mengenai mandat transformasi atau amanat Kristenisasi (yaitu dalam ayat Mathius 24 ayat 14),”

Kemudian dalam buku yang sama, terdapat pula pernyataan pendeta Nathan Setiabudi ketua PGI (Persatuan Gereja Indonesia) periode 2000-2005. Saat masih menjabat ketua umum PGI, ia menyatakan, "Transformasi adalah jalan keluar terbaik bagi kehidupan yang penuh krisis seperti di Indonesia saat ini, oleh karena itu berbagai upaya yang dilakukan ke arah terjadinya transformasi di segala bidang perlu didukung."

"Bukannya hanya manusianya, tapi hukumnya, aturannya, undang-undangnya, bagaimana lembaga-lembaga di Indonesia semua bisa di Kristenkan. Jadi kita tidak fitnah, ini pernyataan mereka sendiri," kata Habib Rizieq.

Selain transformasi, ada istilah lain lagi yaitu Penuaian Jiwa yang artinya proses kegiatan memindahkan keimanan mayoritas umat agama lain kepada keyakinan bahwa Yesus sebagai Juru Selamat. Proses memindahkan orang dari luar Kristen kepada Kristen disebut Penuaian.

Dalam buku Transformasi Indonesia, pendeta Dr. Bambang Wijaya, Gembala Sidang Pimpinan Gereja Kristen Perjanjian Baru mengatakan, “Indonesia merupakan ladang yang sedang menguning yang besar tuaiannya, ya Indonesia siap mengalami transformasi yang besar. Ini bukan impian di siang bolong, dengan memeriksa firman Tuhan kita akan sampai pada kesimpulan bahwa Indonesia memiliki pra kondisi yang sangat cocok bagi Tuaian besar yang direncanakan.”

Masih dalam buku yang sama, Pendeta Bambang juga mengatakan, “Bukankah keadaan itu yang sedang dilewati bangsa kita, kegelapan moral dan depresi ekonomi yang berat dan masyarakat yang lelah dan terlantar. Ya itulah sebabnya saya tidak terlalu berlebihan bahwa Indonesia siap menghadapi Ttuaian yang besar, Indonesia siap mengalami transformasi.”

“Dari sini sudah jelas, ada upaya sistematis untuk memiskinkan bangsa Indonesia. Jadi untuk mengkristenkan umat Islam, miskinkan dulu sampai mereka lapar, sampai moral mereka hancur setelah itu tinggal “dipanen”. Hati-hati ini ada konspirasi, lihat saja acara-acara televisi yang dimiliki orang kafir sekarang ini banyak yang merusak. Kemudian ekonomi, lihat dari hari ke hari yang se-makin kaya siapa? Aneka pertambangan dan kekayaan lainnya sudah dikuasi orang-orang kafir,” kata Habib Rizieq.

Pada 1950 terjadi pertemuan besar misionaris dunia yang merencanakan selama 50 tahun kedepan (yaitu 2000) untuk mengkristenkan setengah penduduk Indonesia, namun mereka gagal, kenaikan umat Kristen hanya beberapa persen saja. Akhirnya mereka bersatu dari semua sekte, untuk mencanangkan target baru yaitu lewat program Transformasi, yang target awalnya selama 15 tahun pada 2020, mereka akan lihat sejauh mana program mereka berjalan.

Gerakan Kristenisasi Pemicu Konflik di Masyarakat

Habib Rizieq Syihab mengatakan bahwa hidup damai berdampingan dengan umat agama minoritas di Indonesia akan tercapai dengan baik manakala mereka yang minoritas tahu diri sehingga umat Islam yang mayoritas akan tahan diri.

"Kuncinya, jika minoritas bisa tahu diri dan mayoritas tahan diri maka keharmonisan kehidupan beragama akan bisa diwujudkan di Indonesia, maka kita bisa dengan mudah hidup berdampingan membangun negeri dengan umat beragama minoritas manapun baik dengan Kristen, Hindu, Budha dan lain sebagainya," ujar Habib Rizieq.

Namun kenyataannya, kata Habib Rizieq, selama ini umat minoritas banyak melakukan pelanggaran, seperti adanya upaya Kristenisasi, FPI sudah banyak mendapatkan fakta di lapangan. Tidak hanya itu, berbagai kasus gereja seperti GKI Yasmin Bogor dan yang terbaru gereja Kalamiring Bekasi sudah dibuktikan di Pengadilan adanya kecurangan yaitu pemalsuan tandatangan warga sebagai syarat IMB rumah ibadah.

"Jika minoritas tidak tahu diri, ada aturan cara membangun gereja mereka tidak mau ikuti, setiap kampung mereka paksa bangun gereja, orang Islam di kampung-kampung mereka Kristenkan dengan iming-iming. Nah kalau seperti itu umat Islam mayoritas bisa marah, sehingga bisa terjadi konflik," kata Habib Rizieq.

Karena itu kita menghimbau kepada pemerintah khususnya, jika tidak mau terjadi konflik agar didorong semuanya untuk patuh kepada aturan. Cara bangun rumah ibadah sudah ada aturannya, yaitu SKB 3 Menteri tentang pendirian rumah Ibadah. Laksanakan dengan tegas.

Terkait maraknya upaya pemurtadan, Habib Rizieq berpesan agar umat Islam jangan hanya jadi penonton, semua harus ikut berjuang melawan derasnya upaya pemurtadan di Indonesia.

red: adhila
Axact

CYBER TAUHID

Blog ini dibuat untuk mengcounter propaganda musuh musuh Islam dari dalam maupun dari luar, bagi antum yang peduli silakan sebarkan artikel yang ada di blog ini. In Shaa Alloh kami dapatkan berita dari sumber yang terpercaya.NO HOAX

Post A Comment:

0 comments:

tes