PERHATIAN dunia tengah tertuju pada Panama Papers, bocoran dokumen terbesar sepanjang sejarah. Jauh lebih besar daripada Pentagon Papers, kawat diplomatik yang dipublikasikan Wikileaks, data intelijen Snowden dan rahasia kenegaraan lain yang pernah terungkap, bahkan jika semua itu dijadikan satu sekalipun.
Ulasan tentang Panama Papers dan Mossack Fonseca bertebaran menghiasi media massa. Ditambah dengan pembahasan para tokoh-tokoh besar, mulai dari kepala negara, kepala pemerintahan, politisi dunia baik yang sedang menjabat maupun yang sudah mantan, hingga sederet nama artis dan atlet dunia. Semua nama itu terseret lantaran dicurigai merahasiakan sejumlah aset kekayaan demi menghindari pajak, audit hingga kasus pencucian uang, yang berarti ada sangkut pautnya dengan upaya menyembunyikan uang hasil korupsi.
Kali ini supaya semakin terang benderang pemahaman tentang pentingnya pengusutan kasus Panama Papers, berikut ini Okezone membahas sejumlah fakta menarik di balik latar belakang pendirian Mossack Fonseca, orang-orang di belakangnya, kebohongan pemilik yang sekarang dan koneksi-koneksi penting yang membuat perusahaan yang berbasis di kawasan terpencil Panama, Amerika Tengah ini bisa bertumbuh menjadi sebesar sekarang dan bertahan dari krisis moneter.
Berdasarkan hasil penyelidikan 400 jurnalis yang tergabung dalam Konsorsium Internasional Jurnalis Investigasi (ICIJ) selama kurang lebih setahun, terungkap melalui sejarahnya, pendiri perusahaan hukum Panama tersebut memiliki hubungan erat dengan keberadaan Nazi, CIA, kartel narkoba terbesar di Meksiko, dinasti bankir terbesar di Eropa, hingga andil Amerika Serikat.
Bicara soal kaitannya dengan Nazi, usut punya usut, keluarga Jurgen Mossacks ternyata pernah menetap di Jerman pada masa perang dunia kedua. Diketahui ayah Jurgen pernah bekerja sebagai tentara Kematian Nazi Waffen-SS.
Sampai ketika mereka pindah ke Panama pada 1960-an, Erhard Mossack beralih profesi menjadi mata-mata komunis di Kuba, bekerja untuk badan intelijen AS (CIA). Setelah menjalani hidup dalam kubangan militer, pada suatu ketika ia berhenti dan menjadi seorang wartawan.
Tidak diketahui secara pasti apakah kemudian ada ilmu-ilmu yang diturunkan sang ayah kepada putranya. Satu hal yang pasti, Jurgen Mossack pasti mewarisi sesuatu dari ayahnya, hanya saja ia menolak berbagi soal itu.
Kontroversi keluarga salah satu pendiri utama Mossack Fonseca tidak berhenti di situ. Pasca -lulus dari Universitas Katolik Santa Maria La Antigia pada 1973, ia bekerja sebagai pengacara di London sebelum akhirnya kembali ke Panama dan membangun firma sendiri kemudian merger dengan Ramon Fonseca Mora pada 1977.
Selama membangun usaha penyedia jasa pendaftaran perusahaan offshore dan shell company yang menjaga kerahasiaan aset pemiliknya di negara-negara surga pajak, sering kali kedua pendiri ini penasaran siapa saja orang yang menanamkan saham di firma mereka dan untuk diapakan perusahaan-perusahaan yang dibuat itu.
Pada 2005 akhirnya mereka tahu, bahwa salah satu klien mereka adalah kartel narkoba terkejam di Meksiko Rafael Caro Quintero, yang dihukum pada 1985 atas tuduhan pembunuhan brutal terhadap agen Penegak Hukum Narkoba AS Enrique Kiki Camarena.
“Mengetahui hal tersebut, buru-buru karyawan senior di Mossack Fonseca mengimbau karyawannya mengundurkan diri dari perusahaan milik sang mafia narkoba,” demikian kesaksian dari ICIJ, sebagaimana dilansir dari Zero Hedge, Rabu (6/4/2016).
Sekarang, Quientero telah menghirup kebebasan sejak dikeluarkan dari penjara pada 2013. Kabar ini terdengar setelah munculnya postingan dari Jurgen yang berharap perusahaannya tidak menjadi salah satu tempat yang dikunjungi bos Kartel Guadalajara itu setelah ia bebas dari penjara.
Berlanjut pada 2013, Mossack Fonseca pernah terlibat kasus korupsi. Hal ini dibeberkan oleh jaksa penuntut umum di Argentina, yang melaporkan adanya hubungan antara perusahaan berbadan hukum yang berbasis di Panama itu dengan kepemilikan atas incorporated shell companies Nevada. Namun, baik Jurgen maupun Fonseca membantah keterlibatannya.
File-file persidangan antara pengadilan federal dan perusahaan Nevada tersebut bocor ke publik. Menampilkan seorang karyawan bernama Andres berusaha menghapus semua data yang menghubungkan perusahaan Nevada dengan Mossack Fonseca dari komputer dan telefonnya. Demi mengamankan data yang dimaksud, Andres dalam hal ini sudah jauh-jauh melakukan perjalanan dari Amerika Tengah ke Nevada. Dengan demikian dapat diperkirakan seberapa penting data tersebut.
Padahal, ketika dikonfirmasi kepada sang empunya, mereka membantah total adanya upaya penghapusan data itu dan bersikeras menegaskan SOP perusahaan mereka melarang pelenyapan dokumen dalam bentuk apa pun. Jurgen bahkan bersumpah di pengadilan federal, perusahaannya terpisah dari MF Nevada.
Akan tetapi, dokumen internal yang didapat ICIJ menunjukkan salah satu pendiri Mossack Fonseca dan seorang pejabat lagi memiliki kendali atas akun di Bank MF Nevada dan memiliki 100 persen saham di bank tersebut.
Berangkat dari sinilah, terkuak juga fakta bahwa Amerika Serikat punya andil besar membesarkan firma penyedia jasa investasi bebas pajak tersebut. Kepemilikan aset para pendiri Mossack Fonseca menunjukkan, uang-uang yang disinyalir hasil korupsi yang disembunyikan itu mengalir jua ke Negeri Paman Sam.
Dari yang semula menaruhnya di Bahama (Negara di Kepulauan Karibia) dan Kepulauan Virgin Britania Raya masuk ke kantong-kantong finansial Nevada, Wyoming dan Dakota Selatan.
Ulasan tentang Panama Papers dan Mossack Fonseca bertebaran menghiasi media massa. Ditambah dengan pembahasan para tokoh-tokoh besar, mulai dari kepala negara, kepala pemerintahan, politisi dunia baik yang sedang menjabat maupun yang sudah mantan, hingga sederet nama artis dan atlet dunia. Semua nama itu terseret lantaran dicurigai merahasiakan sejumlah aset kekayaan demi menghindari pajak, audit hingga kasus pencucian uang, yang berarti ada sangkut pautnya dengan upaya menyembunyikan uang hasil korupsi.
Kali ini supaya semakin terang benderang pemahaman tentang pentingnya pengusutan kasus Panama Papers, berikut ini Okezone membahas sejumlah fakta menarik di balik latar belakang pendirian Mossack Fonseca, orang-orang di belakangnya, kebohongan pemilik yang sekarang dan koneksi-koneksi penting yang membuat perusahaan yang berbasis di kawasan terpencil Panama, Amerika Tengah ini bisa bertumbuh menjadi sebesar sekarang dan bertahan dari krisis moneter.
Berdasarkan hasil penyelidikan 400 jurnalis yang tergabung dalam Konsorsium Internasional Jurnalis Investigasi (ICIJ) selama kurang lebih setahun, terungkap melalui sejarahnya, pendiri perusahaan hukum Panama tersebut memiliki hubungan erat dengan keberadaan Nazi, CIA, kartel narkoba terbesar di Meksiko, dinasti bankir terbesar di Eropa, hingga andil Amerika Serikat.
Bicara soal kaitannya dengan Nazi, usut punya usut, keluarga Jurgen Mossacks ternyata pernah menetap di Jerman pada masa perang dunia kedua. Diketahui ayah Jurgen pernah bekerja sebagai tentara Kematian Nazi Waffen-SS.
Sampai ketika mereka pindah ke Panama pada 1960-an, Erhard Mossack beralih profesi menjadi mata-mata komunis di Kuba, bekerja untuk badan intelijen AS (CIA). Setelah menjalani hidup dalam kubangan militer, pada suatu ketika ia berhenti dan menjadi seorang wartawan.
Tidak diketahui secara pasti apakah kemudian ada ilmu-ilmu yang diturunkan sang ayah kepada putranya. Satu hal yang pasti, Jurgen Mossack pasti mewarisi sesuatu dari ayahnya, hanya saja ia menolak berbagi soal itu.
Kontroversi keluarga salah satu pendiri utama Mossack Fonseca tidak berhenti di situ. Pasca -lulus dari Universitas Katolik Santa Maria La Antigia pada 1973, ia bekerja sebagai pengacara di London sebelum akhirnya kembali ke Panama dan membangun firma sendiri kemudian merger dengan Ramon Fonseca Mora pada 1977.
Selama membangun usaha penyedia jasa pendaftaran perusahaan offshore dan shell company yang menjaga kerahasiaan aset pemiliknya di negara-negara surga pajak, sering kali kedua pendiri ini penasaran siapa saja orang yang menanamkan saham di firma mereka dan untuk diapakan perusahaan-perusahaan yang dibuat itu.
Pada 2005 akhirnya mereka tahu, bahwa salah satu klien mereka adalah kartel narkoba terkejam di Meksiko Rafael Caro Quintero, yang dihukum pada 1985 atas tuduhan pembunuhan brutal terhadap agen Penegak Hukum Narkoba AS Enrique Kiki Camarena.
“Mengetahui hal tersebut, buru-buru karyawan senior di Mossack Fonseca mengimbau karyawannya mengundurkan diri dari perusahaan milik sang mafia narkoba,” demikian kesaksian dari ICIJ, sebagaimana dilansir dari Zero Hedge, Rabu (6/4/2016).
Sekarang, Quientero telah menghirup kebebasan sejak dikeluarkan dari penjara pada 2013. Kabar ini terdengar setelah munculnya postingan dari Jurgen yang berharap perusahaannya tidak menjadi salah satu tempat yang dikunjungi bos Kartel Guadalajara itu setelah ia bebas dari penjara.
Berlanjut pada 2013, Mossack Fonseca pernah terlibat kasus korupsi. Hal ini dibeberkan oleh jaksa penuntut umum di Argentina, yang melaporkan adanya hubungan antara perusahaan berbadan hukum yang berbasis di Panama itu dengan kepemilikan atas incorporated shell companies Nevada. Namun, baik Jurgen maupun Fonseca membantah keterlibatannya.
File-file persidangan antara pengadilan federal dan perusahaan Nevada tersebut bocor ke publik. Menampilkan seorang karyawan bernama Andres berusaha menghapus semua data yang menghubungkan perusahaan Nevada dengan Mossack Fonseca dari komputer dan telefonnya. Demi mengamankan data yang dimaksud, Andres dalam hal ini sudah jauh-jauh melakukan perjalanan dari Amerika Tengah ke Nevada. Dengan demikian dapat diperkirakan seberapa penting data tersebut.
Padahal, ketika dikonfirmasi kepada sang empunya, mereka membantah total adanya upaya penghapusan data itu dan bersikeras menegaskan SOP perusahaan mereka melarang pelenyapan dokumen dalam bentuk apa pun. Jurgen bahkan bersumpah di pengadilan federal, perusahaannya terpisah dari MF Nevada.
Akan tetapi, dokumen internal yang didapat ICIJ menunjukkan salah satu pendiri Mossack Fonseca dan seorang pejabat lagi memiliki kendali atas akun di Bank MF Nevada dan memiliki 100 persen saham di bank tersebut.
Berangkat dari sinilah, terkuak juga fakta bahwa Amerika Serikat punya andil besar membesarkan firma penyedia jasa investasi bebas pajak tersebut. Kepemilikan aset para pendiri Mossack Fonseca menunjukkan, uang-uang yang disinyalir hasil korupsi yang disembunyikan itu mengalir jua ke Negeri Paman Sam.
Dari yang semula menaruhnya di Bahama (Negara di Kepulauan Karibia) dan Kepulauan Virgin Britania Raya masuk ke kantong-kantong finansial Nevada, Wyoming dan Dakota Selatan.
Post A Comment:
0 comments:
tes