Twitter : @assyarkhan
“Orang-orang munafik itu yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekadar kesanggupannya.” (QS. At Taubah : 79).
Demikianlah Firman Allah untuk orang-orang yang suka mencela perbuatan baik orang-orang yang beriman. Jika Kita mau menbaca sejarah, maka akan kita menemukan kaum Munafik memiliki modus dan aksi yang berbeda-beda di setiap zaman dan tempat. Tapi mereka memiliki satu tabiat yang sama : Banyak berdusta, Malas beribadah, Suka mencari muka, Mencela pelaku kebaikan, Mencibir orang-orang shalih yang berbuat baik, Benci terhadap Islam dan menunggu-nunggu kehancurannya sehingga mereka menyangka Allah tidak akan menolong tentara-tentara-Nya (mujahidin) dan tak akan memenangkan agama-Nya.
Karenanya, kaum MUNAFIK menjadi kaum yang sangat semangat dan getol menggembosi perjuangan dakwah disegala bidang, menyudukkan Kaum Muslimin dibidang Politik, ekonomi sosial dan budaya. Menyampaikan kritik-kritik pedas yang melemahkan semangat jihad, Mereka melabeli aktifitas jihad dengan label-label negatif Seperti : Teroris, Khawarij, Wahabi dan semisalnya.
Ibnu KatsirRahimahullah menyebutkan bahwa mencibir orang-orang yang beramal untuk Allah itu termasuk sifat munafik.
Sebagaiman tafsir Ibnu Katsir ini, Kita paling sering menemukan celaan terhadap mereka yang beramal Shalih hari ini, Mereka yang menolong korban banjir hanya karena kader partai oleh Kaum Munafik disebut Riya, Pencitraan dan sebagainya. Orang-orang yang beriman dan berusaha mengkhatamkan Qur’an ikut “ONE DAY ONE JUZ” tidak lepas dari celaan kaum munafik dengan mengatakan “Kalau mau Khatam ga perlu ikut Odoj, itu mah minta dipuji. Kemudian Kita menulis yang baik-baikpun bagi orang Munafik tetap akan dicela dan dibully.
Intinya, Jika Anda menemukan seorang Pencela perbuatan baik dari orang-orang yang Beriman kepada Allah Swt maka mereka adalah Kaum Munafik, sesungguhnya sudah ada dari masa kemasa, Jadi tidak perlu terlalu dipusingkan, terus saja berbuat baik karena hanya Allah Swt dan Rasul-Nya sebagai penilai dari setiap amal yang Kita kerjakan.
Masyarakat Munafik Melahirkan Pemimpin Munafik
Dalam Khutbah Jum’at tahun 2002, Di Ketapang Kalbar, dengan tema ini sore harinya Saya dipanggil Kasat Intel Kodim dan setelah itu dipanggil Satpol PP Kota Ketapang dikarenakan Khutbah Saya membuat Bupati tersinggung. Saya bertahan pada apa yang Saya katakan benar tidak tidak ada satupun kalimat yang menyebut Nama Bupati dalam Khutbah Saya. Mungkin saja Bupati tersinggung dengan ciri-ciri orang Munafik yang Saya sebutkan itu ada didalam dirinya.
Dalam kesempatan khutbah itu Saya menitik tekankan bahwa “Pemimpin Munafik lahir dari rahim Masyarakat Munafik, Pemimpin Fir’aun dari rahim Masyarkat yang berkarakter Fir’aun”, dan Pemimpin yang beriman akan lahir dari masyarakat yang beriman, dan sebaliknya Pemimpin yang Beriman akan melahirkan Masyarakt yang beriman sedangkan Pemimpin yang Munafik akan melahirkan Masyarakat yang Munafik. Ini sudah menjadi Sunnatullah.
Setiap orang Munafik hobynya mencela, mengkritik tanpa dasar dan biasanya hanya banyak bicara tanpa melakukan apapun, bayangkan jika Pemimpin yang lahir seperti inipula, hanya banyak bicara tetapi mengatasi masalah -masalah yang ada ada diwilayahnya ternyata tidak bisa.
Daripada terus menyibukkan diri sendiri dengan mencari-cari kesalahan dan kelalaian orang lain, bukankah lebih baik kita berpikir positif. Coba tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri, sudah mampukah kita berbuat lebih baik dari orang yang kita kritik atau kita cari-cari kesalahannya? Atau cuma omong doang di media sosial sambil cengar cengir ga jelas apa yang dibuat kecuali hanya mencela orang lain….Renungkanlah wahai Kaum Munafik!
Jakarta, 18 Januari 2014
ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Post A Comment:
0 comments:
tes